Selasa, 16 November 2010
HAPPY IED!!!!
mmm... bagaimana mencari kata-kata yang cocok ya??
begini saja, langsung pada tema intinya:
Selamat idul adha 1431 H
mohon maaf lahir bathin!!
Minggu, 14 November 2010
Mimpi: benarkah "pesan" yang dikirimkan Tuhan lewat tidur kita?
Ada banyak hal yang kita percayai tentang mimpi. Berbagai kebudayaan di peradaban manapun di seantero dunia punya tradisi mitos yang begitu kuat yang mempercayai adanya keterkaitan antara mimpi yang kita alami dengan kejadian nyata dalam kehidupan kita. Beberapa kebudayaan mempercayai bahwa mimpi merupakan pesan akan kejadian yang akan terjadi di masa depan. Beberapa kebudayaan lain percaya bahwa mimpi merupakan media komunikasi bagi orang-orang yang telah mati untuk berinteraksi dengan manusia yang masih hidup, beberapa kepercayaan lain percaya bahwa mimpi merupakan cara Tuhan berbicara dengan manusia.
Semenjak dulu, saya sebenarnya tak pernah percaya dengan semua mitos itu. Bagi saya, tak ada satupun penjelasan argumentatif yang bisa menjelaskan keterkaitan antara mimpi dengan kejadian-kejadian di masa depan, bahkan penjelasan yang paling metafisis sekalipun. Satu-satunya penjelasan metafisis yang saya percaya tentang mimpi adalah bahwa mimpi merupakan keistimewaan yang Tuhan berikan kepada para Nabi, agar Tuhan bisa bicara dengan orang-orang terpilih itu lewat mimpi mereka. Dan keistimewaan itu hanya untuk para Nabi, yang lain tidak!
Saya mempercayai hal itu, hingga pada suatu ketika, mungkin satu atau dua minggu yang lalu saya mengalami kejadian aneh. Suatu malam saya mengalami dua mimpi berturut-turut dalam tidur saya. Saat pertama saya tidur malam itu, saya bermimpi bertemu dengan teman (teman? Yahh seperti itulah kami sering mengakuinya) semasa SMA. Dalam mimpi yang bersetting di halaman SMA itu, si teman lama menghampiri saya, lalu mohon pamit karena dia hendak pindah rumah. Beberapa detail dalam mimpi itu saya sudah lupa, anda pasti tahu susahnya mengingat detail-detail mimpi yang rumit, tapi yang pasti, dalam mimpi saya itu, si teman lama memohon izin karena hendak pindah rumah.
Setelah mimpi itu, saya sempat terbangun, sempat nonton TV sejenak, lalu tertidur kembali. Nah, setelah tertidur kembali, saya kembali bermimpi. Kali ini mimpinya agak lebih dramatis, saya bermimpi dikejar-kejar ayah saya yang waktu itu saya tak tahu alasannya kenapa, hingga dia seperti kesetanan mengejar-ngejar saya. Rasanya saat itu, saya muncul begitu saja dalam mimpi dan tiba-tiba saja berada dalam situasi di mana saya harus berlari mencari tempat sembunyi, sementara ayah saya berlari mengejar saya dengan kayu bakar di tangannya. Setelah mimpi itu, saya kembali terbangun, saya sempat berpikir alangkah anehnya mimpi ini, tapi saya percaya bahwa mimpi-mimpi yang aneh memang sering terjadi dalam tidur kita. Jadi, ini adalahsesuatu yang lumrah dan biasa terjadi.
Yang mengejutkan saya adalah ternyata pada hari itu juga saya mengalami dua peristiwa yang.. (apa ya bahasanya? Membekas? Dramatis? Memorable?) intinya susah saya lupakan. Pertama, pagi-pagi pas saya menelefon ayah untuk sebuah keperluan, ayah ternyata lagi marah sama saya. Ia sangat tersinggung dengan sikap saya beberapa minggu sebelumnya yang ternyata masih sangat membekas di hatinya. Selama ini ayah tak pernah bilang ke saya sebelumnya. Saking emosinya sama saya, saat bicara, ia bahkan terdengar hampir menangis. Saya merasa sangat menyesal saat itu juga, merasa bersalah, berdosa, merasa kurang ajar, tak tahu terima kasih. Di telefon, saya hanya bisa merasa bersalah dan mengutuki diri dalam hati. Ayah menutup telefonnya, sebelum saya sempat minta maaf..
Kedua, pas hari itu juga, saat saya lagi buka fesbuk, seorang teman lama (yang tadi muncul di mimpi) menyapa di chatroom. Setelah ngobrol beberapa lama, ia memberitahu saya, katanya beberapa minggu lagi mau nikah. Saya sangat terkejut, dia tak pernah bilang sebelumnya. Saya bahkan tak tahu bahwa dia punya pacar. Katanya, si lelaki itu teman waktu bimbel dulu. Waktu itu saya bilang, Alhamdulillah, semoga berbahagia, jadilah keluarga yang teduh dan semoga sukses dalam hidup.. sebelum dia offline, dia sempat bercanda, katanya sampai sekarang dia masih menunggu saya nembak. Ahh… ada-ada saja..
Saya sebenarnya tak ingin mempercayai segala takhyul dan mitos yang orang lain percayai tentang mimpi, tapi dua kejadian hari itu begitu nyata, dan semua orang yang mendengar kisah ini (walaupun saya tak pernah menceritakan kisah ini kecuali di blog ) pasti merasakan adanya kaitan antara dua mimpi saya hari itu dengan dua kejadian yang terjadi hari itu juga. Saya juga tak mungkin menyangkal kaitan ini.
Saya pernah mendengar penjelasan rasional dari seorang dosen (saya lupa siapa namanya), bahwa mimpi sebenarnya merupakan akibat dari proses penyusunan memori-memori yang ditangkap oleh otak kita. Saat kita tidur atau istrahat, otak kita menyusun kembali memori-memori yang telah direkam sepanjang hari dan memilah-milahnya ke dalam memori jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Nah.. menurut penjelasan ini, mimpi yang kita alami itu adalah efek dari aktifitas otak ini. Masalahnya adalah mimpi yang saya alami hari itu, bukanlah sesuatu yang pernah terekam dalam memori otak saya sebelumnya. Saya tak pernah tahu tentang kemarahan ayah saya sebelumnya. Dan saya juga tak pernah berkomunikasi lagi dengan si teman lama selama berbulan-bulan, saya juga tak pernah memikirkannya belakangan ini. Terakhir saya bertemu dia beberapa bulan yang lalu. Jadi, menganggap mimpi ini sama sekali hal biasa dan tak ada kaitan dengan kehidupan nyata justru terasa tak masuk akal.
Entahlah.. mimpi dan kenyataan memang berada pada dua dimensi kehidupan yang berbeda. Kita tak pernah (atau belum) benar-benar mampu menemukan benang merah antara keduanya. Tapi kadang-kadang kita tahu (sesubjektif apapun perasaan kita) bahwa ada kaitan besar (atau mungkin pesan) yang ingin disampaikan oleh mimpi kita..
Semenjak dulu, saya sebenarnya tak pernah percaya dengan semua mitos itu. Bagi saya, tak ada satupun penjelasan argumentatif yang bisa menjelaskan keterkaitan antara mimpi dengan kejadian-kejadian di masa depan, bahkan penjelasan yang paling metafisis sekalipun. Satu-satunya penjelasan metafisis yang saya percaya tentang mimpi adalah bahwa mimpi merupakan keistimewaan yang Tuhan berikan kepada para Nabi, agar Tuhan bisa bicara dengan orang-orang terpilih itu lewat mimpi mereka. Dan keistimewaan itu hanya untuk para Nabi, yang lain tidak!
Saya mempercayai hal itu, hingga pada suatu ketika, mungkin satu atau dua minggu yang lalu saya mengalami kejadian aneh. Suatu malam saya mengalami dua mimpi berturut-turut dalam tidur saya. Saat pertama saya tidur malam itu, saya bermimpi bertemu dengan teman (teman? Yahh seperti itulah kami sering mengakuinya) semasa SMA. Dalam mimpi yang bersetting di halaman SMA itu, si teman lama menghampiri saya, lalu mohon pamit karena dia hendak pindah rumah. Beberapa detail dalam mimpi itu saya sudah lupa, anda pasti tahu susahnya mengingat detail-detail mimpi yang rumit, tapi yang pasti, dalam mimpi saya itu, si teman lama memohon izin karena hendak pindah rumah.
Setelah mimpi itu, saya sempat terbangun, sempat nonton TV sejenak, lalu tertidur kembali. Nah, setelah tertidur kembali, saya kembali bermimpi. Kali ini mimpinya agak lebih dramatis, saya bermimpi dikejar-kejar ayah saya yang waktu itu saya tak tahu alasannya kenapa, hingga dia seperti kesetanan mengejar-ngejar saya. Rasanya saat itu, saya muncul begitu saja dalam mimpi dan tiba-tiba saja berada dalam situasi di mana saya harus berlari mencari tempat sembunyi, sementara ayah saya berlari mengejar saya dengan kayu bakar di tangannya. Setelah mimpi itu, saya kembali terbangun, saya sempat berpikir alangkah anehnya mimpi ini, tapi saya percaya bahwa mimpi-mimpi yang aneh memang sering terjadi dalam tidur kita. Jadi, ini adalahsesuatu yang lumrah dan biasa terjadi.
Yang mengejutkan saya adalah ternyata pada hari itu juga saya mengalami dua peristiwa yang.. (apa ya bahasanya? Membekas? Dramatis? Memorable?) intinya susah saya lupakan. Pertama, pagi-pagi pas saya menelefon ayah untuk sebuah keperluan, ayah ternyata lagi marah sama saya. Ia sangat tersinggung dengan sikap saya beberapa minggu sebelumnya yang ternyata masih sangat membekas di hatinya. Selama ini ayah tak pernah bilang ke saya sebelumnya. Saking emosinya sama saya, saat bicara, ia bahkan terdengar hampir menangis. Saya merasa sangat menyesal saat itu juga, merasa bersalah, berdosa, merasa kurang ajar, tak tahu terima kasih. Di telefon, saya hanya bisa merasa bersalah dan mengutuki diri dalam hati. Ayah menutup telefonnya, sebelum saya sempat minta maaf..
Kedua, pas hari itu juga, saat saya lagi buka fesbuk, seorang teman lama (yang tadi muncul di mimpi) menyapa di chatroom. Setelah ngobrol beberapa lama, ia memberitahu saya, katanya beberapa minggu lagi mau nikah. Saya sangat terkejut, dia tak pernah bilang sebelumnya. Saya bahkan tak tahu bahwa dia punya pacar. Katanya, si lelaki itu teman waktu bimbel dulu. Waktu itu saya bilang, Alhamdulillah, semoga berbahagia, jadilah keluarga yang teduh dan semoga sukses dalam hidup.. sebelum dia offline, dia sempat bercanda, katanya sampai sekarang dia masih menunggu saya nembak. Ahh… ada-ada saja..
Saya sebenarnya tak ingin mempercayai segala takhyul dan mitos yang orang lain percayai tentang mimpi, tapi dua kejadian hari itu begitu nyata, dan semua orang yang mendengar kisah ini (walaupun saya tak pernah menceritakan kisah ini kecuali di blog ) pasti merasakan adanya kaitan antara dua mimpi saya hari itu dengan dua kejadian yang terjadi hari itu juga. Saya juga tak mungkin menyangkal kaitan ini.
Saya pernah mendengar penjelasan rasional dari seorang dosen (saya lupa siapa namanya), bahwa mimpi sebenarnya merupakan akibat dari proses penyusunan memori-memori yang ditangkap oleh otak kita. Saat kita tidur atau istrahat, otak kita menyusun kembali memori-memori yang telah direkam sepanjang hari dan memilah-milahnya ke dalam memori jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Nah.. menurut penjelasan ini, mimpi yang kita alami itu adalah efek dari aktifitas otak ini. Masalahnya adalah mimpi yang saya alami hari itu, bukanlah sesuatu yang pernah terekam dalam memori otak saya sebelumnya. Saya tak pernah tahu tentang kemarahan ayah saya sebelumnya. Dan saya juga tak pernah berkomunikasi lagi dengan si teman lama selama berbulan-bulan, saya juga tak pernah memikirkannya belakangan ini. Terakhir saya bertemu dia beberapa bulan yang lalu. Jadi, menganggap mimpi ini sama sekali hal biasa dan tak ada kaitan dengan kehidupan nyata justru terasa tak masuk akal.
Entahlah.. mimpi dan kenyataan memang berada pada dua dimensi kehidupan yang berbeda. Kita tak pernah (atau belum) benar-benar mampu menemukan benang merah antara keduanya. Tapi kadang-kadang kita tahu (sesubjektif apapun perasaan kita) bahwa ada kaitan besar (atau mungkin pesan) yang ingin disampaikan oleh mimpi kita..
Rabu, 10 November 2010
bagaimana mendefinisikan kepedihan?
entahlah.. mungkin ada banyak orang di luar sana yang tak pernah tahu tentang kepedihan. mereka, di luar sana yang hidup serba berkecukupan dan berkemudahan, yang hidupnya hanya mengenal sekolah, belanja dan hobby. selain itu mereka punya segala hal untuk bisa melakukan apa saja untuk mereka. selalu ada pembantu yang akan memasak untuk mereka, mencuci baju mereka, menyiapkan makanan, bahkan sampai menyetrika dan mempersiapkan apapun yang mereka butuhkan, selalu ada orang tau yang punya banyak uang yang bisa melakukan apa saja untuk mereka. dan yang paling penting, mereka punya kemampuan untuk menarik siapapun untuk dekat dengan mereka, uang, posisi, status, fisik, kekerabatan..
saya pernah bertanya dalam hati, bagaimana orang-orang seperti ini mendefinisikan kesedihan dan kemalangan? apakah bagi mereka kemalangan adalah ketika mereka dapat nilai E dalam sebuah mata kuliah, atau mungkin kepedihan bagi mereka adalah saat mereka sedang di stadion menyaksikan tim sepakbola kessayangan mereka kalah dari tim lawan, atau mungkin bagi mereka kesedihan adalah saat mereka ketinggalan konser salah satu artis pujaan mereka..
saya juga tak tahu bagaimana mendefinisikan kepedihan dan kemalangan, bagi saya itu adalah suatu yang terasa absurd, bahkan ketika di saat-saat tertentu saya merasakan secara langsung kepedihan dan kemalangan itu hadir dalam ruang-ruang yang nyata,dalam keseharian hidup, dalam kenyataan yang saya alami di depan mata. ia tetap saja absurd dan sulit dimengerti..
atau haruskah aku menjadi anak-anak yang berdiri di pinggir jalan yang berpakaian gembel dan mengemis, atau menjadi orang tua yang di pinggir jalan, yang sebelah kakinya, atau kadang kadang sebelah tangannya buntung, untuk bisa mengerti bagaimana kepedihan itu.. bagaimana kemalangan itu..
ataukah memang kesedihan dan kepedihan bukanlah sesuatu untuk kita pertanyakan.. mungkin kesedihan dan kepedihan adalah hal-hal determinis yang harus kita terima sebagimana adanya.. mungkin kesedihan tercipta untuk menyatu dalam diri kita, untuk melengkapi sisi kemanusiaan kita...
entahlah..
saya pernah bertanya dalam hati, bagaimana orang-orang seperti ini mendefinisikan kesedihan dan kemalangan? apakah bagi mereka kemalangan adalah ketika mereka dapat nilai E dalam sebuah mata kuliah, atau mungkin kepedihan bagi mereka adalah saat mereka sedang di stadion menyaksikan tim sepakbola kessayangan mereka kalah dari tim lawan, atau mungkin bagi mereka kesedihan adalah saat mereka ketinggalan konser salah satu artis pujaan mereka..
saya juga tak tahu bagaimana mendefinisikan kepedihan dan kemalangan, bagi saya itu adalah suatu yang terasa absurd, bahkan ketika di saat-saat tertentu saya merasakan secara langsung kepedihan dan kemalangan itu hadir dalam ruang-ruang yang nyata,dalam keseharian hidup, dalam kenyataan yang saya alami di depan mata. ia tetap saja absurd dan sulit dimengerti..
atau haruskah aku menjadi anak-anak yang berdiri di pinggir jalan yang berpakaian gembel dan mengemis, atau menjadi orang tua yang di pinggir jalan, yang sebelah kakinya, atau kadang kadang sebelah tangannya buntung, untuk bisa mengerti bagaimana kepedihan itu.. bagaimana kemalangan itu..
ataukah memang kesedihan dan kepedihan bukanlah sesuatu untuk kita pertanyakan.. mungkin kesedihan dan kepedihan adalah hal-hal determinis yang harus kita terima sebagimana adanya.. mungkin kesedihan tercipta untuk menyatu dalam diri kita, untuk melengkapi sisi kemanusiaan kita...
entahlah..
Terima kAsih Tuhan, telah mengizinkanku menulis semua surat ini..
tidak selamanya Tuhan memberikan kita ingatan untuk setiap momen dalam hidup kita. Adakalanya kita tak mampu mengingat semua kejadian, peristiwa dalam hidup kita, mulai dari hal yang paling sederhana, hingga ke hal yang paling rumit sekalipun..
Untuk itu aku bersyukur kepada Tuhan. diberikannya aku kemampuan untuk menulis hingga penggalan-penggalan cerita dalam hidup ini bisa kutulis di suatu tempat sehingga kelak aku bisa membacanya kembali.. dengan menulis aku bisa merekam kejadian-kejadian yang kelak mungkin akan terhapus dari memori, mulai dari hal-hal yang tak penting seperti betapa menjengkelkannya dosen hari ini, potongan-potongan cerita komik, atau serial-serial kartun yang aku tonton sebelum berangkat ke kampus hingga hal-hal penting seperti pelajaran hidup berharga yang kadang-kadang aku dapat tanpa sengaja atau bahkan pengalaman-pengalaman sentimentil yang menguras emosi..
yahh.. kadang-kadang tulisan itu akan teronggok begitu saja, di sebuah tempat, mungkin menjadi catatan penting yang masih tersisip di buku harian, atau jika beruntung sempat kutuliskan di blog, atau paling sial mungkin akan berakhir di tempat sampah, tapiyang pasti, akan ada saatnya kita butuh kenangan. kita butuh memutar kembali rekaman kebahagiaan dalam hidup ini, agar kelak saat kita lagi merasa tertekan-yaahhh seperti sekarang- kita punya sesuatu untuk menghibur, kita butuh kenangan kita akan kesedihan, agar kelak mungkin kita bisa memutarnya saat kita lagi merindukan kisah-kisah melankolik dari cerita kehidupan kita..
apapun itu.. terima kasih Tuhan, telah memberikan kesempatan padaku untuk menulis-semua tulisan ini- yang mungkin sebagian akan kutujukan kepadamu, namun tak pernah kukirim karena kutak tahu alamatmu.. aku senang, karena aku tahu, setidaknya kau pasti pernah membaca semua catatanku...
Untuk itu aku bersyukur kepada Tuhan. diberikannya aku kemampuan untuk menulis hingga penggalan-penggalan cerita dalam hidup ini bisa kutulis di suatu tempat sehingga kelak aku bisa membacanya kembali.. dengan menulis aku bisa merekam kejadian-kejadian yang kelak mungkin akan terhapus dari memori, mulai dari hal-hal yang tak penting seperti betapa menjengkelkannya dosen hari ini, potongan-potongan cerita komik, atau serial-serial kartun yang aku tonton sebelum berangkat ke kampus hingga hal-hal penting seperti pelajaran hidup berharga yang kadang-kadang aku dapat tanpa sengaja atau bahkan pengalaman-pengalaman sentimentil yang menguras emosi..
yahh.. kadang-kadang tulisan itu akan teronggok begitu saja, di sebuah tempat, mungkin menjadi catatan penting yang masih tersisip di buku harian, atau jika beruntung sempat kutuliskan di blog, atau paling sial mungkin akan berakhir di tempat sampah, tapiyang pasti, akan ada saatnya kita butuh kenangan. kita butuh memutar kembali rekaman kebahagiaan dalam hidup ini, agar kelak saat kita lagi merasa tertekan-yaahhh seperti sekarang- kita punya sesuatu untuk menghibur, kita butuh kenangan kita akan kesedihan, agar kelak mungkin kita bisa memutarnya saat kita lagi merindukan kisah-kisah melankolik dari cerita kehidupan kita..
apapun itu.. terima kasih Tuhan, telah memberikan kesempatan padaku untuk menulis-semua tulisan ini- yang mungkin sebagian akan kutujukan kepadamu, namun tak pernah kukirim karena kutak tahu alamatmu.. aku senang, karena aku tahu, setidaknya kau pasti pernah membaca semua catatanku...